Dwi Setiani, S.Pd.
Guru SDN 2 Suruhankidul, Bandung

Permasalahan umum yang sering terjadi di SD adalah rendahnya hasil belajar matematika. Hal ini terbukti dari hasil mayoritas penilaian ulangan harian, hasil belajar matematika di bawah rata-rata pelajaran lainnya. Matematika adalah mata pelajaran yang hierarkis atau berurutan (Sri Subarinah, 2006: 1), artinya penguasaan materi pembelajaran sebelumnya dibutuhkan pada materi-materi berikutnya. Dengan demikian, pemahaman terhadap materi dasar matematika harus sampai tuntas dan terampil.

Perkalian adalah salah satu materi dasar yang harus dikuasai siswa, karena perkalian sangat mempengaruhi ketuntasan materi pembagian, pecahan, volume, luas, KPK, FPB, debit, kecepatan dan materi lainnya. Sedangkan sekarang, banyak siswa kelas 4, 5, dan 6 masih lemah dalam penguasaan perkalian dasar.

Menurut Wikipedia, lagu daerah adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan oleh rakyat daerah tersebut maupun lainnya. Lagu daerah sering dinyanyikan anak-anak dalam pelajaran kesenian sehingga anak sudah mengenal dan sering menyanyikannya.

Dari latar belakang ini, ada peluang antara lagu daerah dan cara mempermudah menghafal perkalian anak SD. Saya sebagai guru mengambil 4 lagu daerah yang sudah dikenal dan dihafal anak. Lagu tersebut adalah cuplikan dari lagu “yamko rambe yamko” untuk perkalian 2 dan 3, lagu “gundul-gundul pacul” untuk hafalan perkalian 4 dan 5, lagu“layang-layang” untuk hafalan perkalian 6 dan 7. Sedangkan, perkalian 8 dan 9 menggunakan lagu“apuse”.

Contoh penerapan lagu yamko rambe yamko dalam hafalan perkalian dua yaitu guru mengubah lirik lagu yamko rambe yamko dengan mengganti hasil perkalian dua. “Hei, dua, empat, enam, delapan, sepuluh, dua belas, empat belas, enam belas, delapan belas.” Guru mencontohkan bagaimana menyanyikan lirik lagu tersebut menggunakan nada lagu hey yamko rambe yamko dan dilanjutkan menamakan konsep perkalian. Anak-anak dijelaskan maksud dari lagu tersebut bahwa 1×2 =2, 2×2 =4, 3×2=6 dan seterusnya.

Konsep hafalan menggunakan lagu-lagu daerah tersebut saya terapkan awal tahun 2020 sebelum pemberlakuan pembelajaran daring di SD Negeri 2 Suruhankidul, Kecamatan Bandung. Hasil penerapan yang saya lakukan dilihat dari analisis nilai pretest dan posttest pada siswa kelas IV ada peningkatan hafalan sebanyak 10 siswa dari 12 siswa. Konsep lagu ini akhirnya digunakan oleh beberapa guru di SD Negeri 2 Suruhankidul untuk mempermudah menghafal perkalian di kelas lainnya.

Namun, tahun pelajaran 2020/2021 saat ini ada perubahan pembelajaran tatap muka diganti pembelajaran daring. Oleh karena itu, praktik lagu-lagu perkalian tersebut diwujudkan dalam bentuk video pembelajaran. Dengan video tersebut anak diharapkan akan lebih mudah dalam menghafal perkalian dasar. Selain itu, anak juga bisa memutarnya setiap saat untuk latihan sehari-hari di rumah. Dengan demikian, meskipun pembelajaran untuk hafalan perkalian ini tidak bisa dilakukan dengan tatap muka, anak tetap bisa menerapkannya dalam keseharian dengan pedampingan guru serta orang tua. (*)


Daftar Pustaka:  
Subarinah, Sri. 2006. Model Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan 1

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *