Tulungagung, pgri-tulungagung.or.id – Tiga cabang PGRI melangsungkan konferensi di hari yang sama, Sabtu (10/4/2021), yaitu Tanggunggunung, Kauman, dan Boyolangu. Mengantisipasi kondisi ini, pengurus harian PGRI Kabupaten Tulungagung membentuk tiga tim. Tim pertama, Ketua PGRI, Muhadi, M.Pd dan Bendahara, Muyanto, M. Pd., hadir di Tanggunggunung. Tim kedua, Wakil Ketua, Sungeb, M. Pd dan Sekretaris, Suryono, M. Pd’, di Kauman. Sementara, Wakil Ketua, H. Suja’i, M. Pd dan Wakil Bendahara, Sa’diyatul Munawaroh, M.Pd., hadir dalam pelantikan di Boyolangu.

Berbeda dengan dua cabang lain yang melaksanakan koncab, PGRI Cabang Boyolangu hanya tinggal pelantikan. Koncab telah dilaksanakan tiga bulan sebelumnya, sehingga prosesi pelantikan tak membutuhkan waktu lama. Hadir dalam kegiatan ini, Kepala SMPN Boyolangu, Muji Wasono, M.Pd dan Kepala MAN 2 Tulungagung, Miftachurohmah, M.Pd.I.

Dalam sambutannya, ketua lama, Riadi, M. Pd. menyampaikan konferensi telah dilaksanakan akhir Desember lalu. Namun, karena pandemi Covid-19 pelaksanaannya terpaksa diundur. Riadi juga menyampaikan, kepengurusan baru ini banyak yang masih muda. Karena, tantangan ke depan makin kompleks, hadirnya figur-figur muda diharapkan mampu merespon cepat setiap perubahan zaman dan laju teknologi. Pelantikan ini serasa istimewa, karena Boyolangu satu-satunya cabang yang melaksanakan pelantikan di sekretariat PGRI Kabupaten Tulungagung. Pelantikan Pengurus PGRI Cabang Boyolangu masa bakti 2020-2025 dilakukan wakil ketua, Drs. H. Suja’i, MM., yang sekaligus memberikan ucapan selamat dan berfoto bersama.  

Ketua baru, Supriyanto, S.Pd., dalam sambutannya menyampaikan tak ada sekat antara TK, SD, SMP, SMA/SMK, MI, MTs dan MAN di PGRI. Semua memiliki peran, hak dan kewajiban yang sama. Menurut Supriyanto, jika semua anggota bisa bekerja sama dengan baik, PGRI akan makin solid.

Sementara itu, Drs. H. Suja’i, MM., dalam sambutannya, menjelaskan kondisi organisasi dan arah perubahan program kerja organisasi yang lebih menitikberatkan pada kegiatan yang sangat dibutuhkan guru dan siswa. Semua program kerja harus dilandasi motto “PGRI dirindukan Guru.” Ejawantah dari itu diantaranya penghentian sumbangan dana TPP untuk pembangunan Gedung. Lalu, menghentikan penerbitan majalah Dwija yang dipandang kurang efektif. Sebagai gantinya, PGRI merilis media online, pgri-tulungagung.or.id, yang dipandang lebih selaras dengan gerak zaman dan lebih-lebih tak memberatkan guru.

Sudja’i juga menyampaikan hal lain yang sudah dilakukan, seperti Bimtek Daring Persiapan Seleksi PPPK bagi GTT/PTT secara gratis. Dalam masa pandemi ini, lanjutnya, PGRI juga berhasil memfasilitasi siswa dengan program pembelajaran melalui siaran radio, yang bisa juga diakses via kanal Youtube PGRI Tulungagung Official.

Meski secara resmi acara telah selesai, namun, perbincangan masih terus berlanjut. Persoalan seputar kegiatan PGRI menjadi pokok bahasannya. Diantaranya, tentang program PGRI yang belum dikenal anggota kecuali iuran. PGRI bisa memfasilitasi ASN PPPK untuk ditempatkan di sekolah asal. PGRI di lingkup Kemenag seringkali terlupakan. Sehingga, PGRI terkesan hanya sekadar seremonial dan iuran saja.

Alhamdulillah, semua pertanyaan mendapatkan jawaban yang tepat. Semoga PGRI benar-benar akan dirindukan guru. Semua berharap, PGRI Dirindukan Guru tak sekadar berhenti pada motto, namun nyata akan terwujud. (SM)


Pewarta
Sadiyatul Munawaroh
---------------------------
Editor
Wahyudin


By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *