Tulungagung, pgri-tulungagung.or.id. – Hujan deras yang mengguyur semua wilayah Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya sejak Senin (17/10/2022), berdampak banjir. Aliran air sungai dari Kecamatan Watulimo menuju sungai desa Nglampir, Talun kulon, Bantengan, Tulungrejo, Siyoto Bagus, dan Kedungwilut, meluap. Tingginya debit air dari wilayah Trenggalek di Parit Raya menyebabkan air dari wilayah Bandung, Besuki sebelah barat tak dapat mengalir lancar sehingga banjir tak terhindarkan.

Begitu juga dengan luapan air sungai di sekitar Ngadirejo, Soko, dan Sukoharjo menyebabkan banjir juga di wilayah ini. Malam harinya air dari Trenggalek yang melewati Parit Raya sangat besar sehingga banyak tanggul yang tergerus sampai jebol. Malam itu aparat bersama warga tetap terjaga dan bekerja bakti untuk menambal tanggul dengan ratusan sak pasir.

Kondisi tersebut menyebabkan banyak akses jalan menuju sekolah tak bisa dilewati. Sebut saja, SMPN 1, 2, dan 3 Bandung, MTsN 4, SMKN Bandung, SD Al-Azhaar, dan beberapa SD di wilayah tersebut. Air juga terus meninggi sehingga anak-anak sekolah dipulangkan lebih awal dengan dijemput orang tua.

Malam harinya Luapan air sungai dari Durenan dan Pogalan bergerak ke selatan menuju Ngadisoko, Gandong, Suruhan Lor, Kesambi, Bulus, Singgit dan terus ke timur sampai Suwaluh. Kondisi ini menyebabkan beberapa sekolah yang terendam air maupun akses jalan yg tertutup di daringkan. Begitu juga beberapa sekolah di Kecamatan Campurdarat terutama SMPN 2 Campurdarat terendam air.

Rabu (19/10/2022), Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, beserta sejumlah kepala OPD, didampingi Korwil UPA-SP kecamatan mengunjungi korban terdampak bencana banjir. Dari pantauan, terlihat banjir merendam Jalan Raya Durenan-Bandung di dua desa, yakni Gandong dan Suruan Lor, Kecamatan Bandung. Diantaranya, SDN Gandong 1, terlihat genangan air selain merendam seluruh halaman sekolah, juga ruang-ruang kelas, gudang, dan musola.

“Banyak infrastruktur, seperti jembatan dan saluran air yang rusak. Bahkan, fasilitas pendidikan, seperti sekolah juga tak luput terdampak banjir akibat cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari ini,” ungkap bupati.

Hartatik Rini, M.Pd., Kepala SDN 1 Gandong, berharap cuaca ekstrem segera berakhir sehingga pembelajaran kembali bisa dijalankan secara normal. Tetapi, katanya, apabila sampai Senin nanti banjirnya masih parah, maka dengan pertimbangan keselamatan siswa dan menjaga atsmosfir belajar tetap nyaman, proses pembelajaran akan dilakukan secara daring dari rumah. (Sdm)


Pewarta: Sakdiyah Munawaroh
Editor: Wahyudin

By admin