Tulungagung, pgri-tulungagung.or.id – Sabtu (18/01/2022), sejumlah 30 GTT SMP memenuhi ruang rapat di sekretariat PGRI Kabupaten Tulungagung. Kedatangan para GTT ini mengadukan beberapa hal terkait rekrutmen PPPK. Ketua PGRI Kabupaten Tulungagung, Muhadi, M.Pd., didampingi pengurus inti menerima pengaduan para GTT yang belum lolos PPPK tersebut.

Setyo, GTT dari SMPN 2 Tulungagung, menilai formasi PPPK tidak fair karena tidak berdasarkan pada kebutuhan sekolah. Banyak ekspansi guru swasta yg masuk ke sekolah negeri sehingga eksistensi GTT di sekolah tersebut tersisih karena guru swasta sudah memiliki serdik.

Setyo menambahkan banyak juga sekolah yang kekurangan guru karena pensiun tetapi pengajuan nol, padahal Dana Alokasi Umum (DAU) juga sudah ditambah sesuai kebutuhan.

Pengaduan lainnya, Diyah, GTT SMPN 1 Kalidawir, mengusulkan agar formasi guru Bahasa Inggris diadakan. Yuyun, GTT SMPN 3 Kedungwaru, mengadukan formasi IPS untuk 2021 belum ada. Diyah dan Yuyun berharap PGRI dapat memperjuangkan agar tahun depan formasi guru Bahasa Inggris dan IPS kembali diadakan.

Sementara itu, Eko Prasetyo, GTT SMPN 2 Pakel, berharap PGRI mengajukan surat permohonan resmi terkait formasi guru SMP yang masih kosong karena yang disiapkan pusat dinilai masih kurang.

Beda halnya, Mustofa, GTT SMPN 5 Tulungagung, ia mempertanyakan GTT baru yang bisa daftar, sementara GTT yang sudah lama mengabdi belum terakomodasi sepenuhnya.

Beberapa pertanyaan yang diajukan GTT dijawab langsung ketua PGRI Kabupaten Tulungagung, Muhadi, M.Pd. Prinsipnya, PGRI sejalan dengan mottonya selalu memperjuangkan nasib GTT dan guru pada umumnya. PGRI sebagai wadah perjuangan akan terus berjuang menyampaikan aspirasi guru kepada pihak birokrasi terkait, termasuk kepada PGRI Provinsi dan Pusat.

Atas hasil audiensi ini, PGRI akan menindaklanjuti dan menyampaikan aspirasi GTT tersebut kepada bidang Ketenagaan Dindikpora untuk melanjutkan konsolidasi terkait PPPK. (SM)

Pewarta: Sa'diyatul Munawwaroh
Editor: Wahyudin

By admin